Selasa, 23 Februari 2016

RIWAYAT SINGKAT/ASAL USUL 
DAN 
NAMA-NAMA KEPALA DESA JATIWANGI 
KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA



Pada jaman dahulu tersebutlah suatu kisah yang menceriterakan Negeri Jatiwangi yang dulunya masih dinamakan Kerajaan Wanayasa yang di pimpin oleh ARYA JITENG JATISAWARA, permaisurinya bernama DEWI BASRINI ,dikarunia 2 (dua) orang putra :
1.      Rd. ANGGANA SUTA
2.      Rd. SOLIHIN

Setelah hancurnya Kerajaan Wanayasa Pangeran Lontang Jaya yang berasal dari keturunan Daeng Mataram mendirikan sebuah pertapaan Tarikolot

(Bekas pertapaan Tarikolot kini dinamakan Buyut Subang) yang sekarang berada di wilayah Desa Surawangi.
 Kurun waktu beberapa tahun, terjadilah peperangan antara Kerajaan Sindangkasih yang Bupatinya Pangeran Muhamad dengan Sumedang yang di pimpin oleh Pangeran Suryadilaga

( Pangeran Cornel ), kemudian Pangeran Suryadilaga menyerah dan berjanji akan menyerahkan tanah Sah Bandar yang tadinya diakui sebagai wilayah Sumedang.

Setelah usai peperangan para pemimpin kembali ke daerahnya masing-masing, namun Rd. Anggana Suta berangkat ke pertapaan Tarikolot, di mana Pangeran Lontang Jaya pada waktu itu sedang menanam pohon jati, tapi yang hidup hanya 1 (satu) yang sampai sekarang berada di pinggir Buyut ( Makam Keramat ) Subang Surawangi.
Setelah mendengar berita kemenangan peperangan dengan Sumedang Pangeran Lontang Jaya berjanji akan mengangkat Rd. Anggana Suta untuk dijadikan penguasa di daerah Wanayasa.

Dalem    Sumedang   mengirimkan    sepucuk   surat kepada Pertapaan Tarikolot untuk disampaikan kepada Rd. Anggana Suta bahwa daerah Wanayasa yang telah beberapa tahun dikuasai akan dikembalikan.

Berkenan itu pula Dalem Bantarjati yang dipimpin oleh Ki Bagus Rangin memberi gelar Rd. Anggana Suta menjadi KI BAGUS MANUK, pemberian gelar tersebut dikarenakan pada waktu peperangan                Rd. Anggana Suta bisa berjalan di Air Sungai Cimanuk waktu peperangan melawan Pasukan Sumedang.

Pangeran Lontang Jaya setelah menerima surat yang dikirim oleh Pangeran Suryadilaga tergugah hatinya untuk merubah nama Wanayasa menjadi JATIWANGI.

Perubahan itu diambil dari Gada Pusaka peninggalan Kerajaan Wanayasa yang terbuat dari pohon jati yang mempunyai keharuman tersendiri :
JATI diambil dari pohon jati, sedangkan WANGI karena keharumannya maka sampai sekarang daerah ini dinamakan JATIWANGI.

Konon menurut ceritera, setiap orang yang menjadi Kuwu/Kepala Desa di Desa Jatiwangi harus merawat dan membungkus book ( buku pusaka ) tersebut dengan kain putih sepanjang 2 (dua) meter, menyelipkan nama dan tahun mulai diangkat menjadi Kuwu/Kepala Desa serta setiap tanggal 1, 15, 30 setiap bulannya diharuskan membuat sesajen untuk disuguhkan dimana book itu disimpan, namun sesajen tersebut tidak dituliskan dalam naskah ini.
Demikian riwayat singkat Desa Jatiwangi

DAFTAR NAMA-NAMA KEPALA DESA JATIWANGI


1
KI AGENG RANGGA MALAKINILA KOSIM
KUWU
1512 - 1549
2
KI BAGUS SASTRA
KUWU
1549 - 1571
3
KI BAGUS PARILASA
KUWU
1571 - 1589
4
SOEWARDI
KUWU
1589 - 1599
5
TJASKAMI
KUWU
1599 - 1611
6
DASKAM
KUWU
1611 - 1622
7
ROESDJAM
KUWU
1622 - 1635
8
DJAHINAN
KUWU
1635 - 1644
9
ROESTANI
KUWU
1644 – 1658
10
MADI
KUWU
1658 - 1677
11
ROHIM
KUWU
1677 – 1684
12
MARJAM
KUWU
1684 – 1704
13
TASMAD
KUWU
1704 – 1716
14
NY. TOERINAH
KUWU
1716 – 1719
15
NY. RASMINAH
KUWU
1719 – 1727
16
SAMSA
KUWU
1727 – 1732
17
TASBA
KUWU
1732 – 1738
18
KARWAMI
KUWU
1738 – 1749
19
MOERTAM
KUWU
1749 – 1759
20
ROESMA
KUWU
1759 – 1763
21
KASMANAH
KUWU
1763 – 1771
22
SOMA
KUWU
1771 – 1779
23
MARIM
KUWU
1779 – 1782
24
KASMARI
KUWU
1782 – 1790
25
MARKAM
KUWU
1790 – 1794
26
ASMADI
KUWU
1794 – 1796
27
MARIBAN
KUWU
1796 – 1809
28
DJANI
KUWU
1809 – 1820
29
KADJI
KUWU
1820 – 1833
30
BADJURI
KUWU
1833 – 1842
31
ISTAM
KUWU
1842 – 1855
32
DJASIEM
KUWU
1855 – 1866
33
RANIEM
KUWU
1866 – 1876
34
WADJEM
KUWU
1876 – 1890
35
SOEANELA
KUWU
1890 – 1897
36
RASTAM
KUWU
1897 – 1900
37
NARTA
KUWU
1900 – 1904
38
KAMSOE
KUWU
1904 - 1913
39
SAWANG
KUWU
1913 – 1924
40
SARDAWI
KUWU
1924 – 1947
41
SOERA
KUWU
1947 – 1949
42
NATA
KUWU
1949 – 1954
43
MADRAWI
KUWU
1954 – 1974
44
WASDJAN
KUWU
1974 – 1985
45
TJASAM
KUWU
1985 – 1989
46
HM.TJARTIM MIHARDJA
KUWU
1989 – 1992
47
H. ACHMAD WARTIM
PEJABAT
1992 – 1993
48
TARSAWIJAYA ATMAJA
KUWU
1993 – 1999
49
SAKILAM
PEJABAT
1999 - 2000
50
E. RIZKI .G.D.L
KEPALA DESA
2000 - 2010
51
HENI SUHARTINY
KEPALA DESA
     2010 - 2016



Bale Desa Jatiwangi Kec. Jatiwangi Kab. Majalengka


KEGIATAN RUTIN DONOR DARAH KECAMATAN JATIWANGI

DONOR DARAH

Donor darah adalah orang yang memberikan darah secara sukarela untuk maksud dan tujuan transfusi darah bagi orang lain yang membutuhkan. Semua orang dapat menjadi donor darah jika memenuhi persyaratan yang berlaku.
 
SYARAT SYARAT  MENJADI PENDONOR DARAH
1. Sehat jasmani dan rohani
2. Usia 17 sampai dengan 65 tahun.
3. Berat badan minimal 45 kg.
4. Tekanan darah :
    - sistole 100 - 170
    - diastole 70 - 100
5. Kadar haemoglobin 12,5g% s/d 17,0g%
6. Interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 5 kali dalam 1 tahun)

HAL-HAL YANG MEMBUAT TIDAK BOLEH MENDONORKAN DARAH
1. Mempunyai penyakit jantung dan paru paru
2. Menderita kanker
3. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)
4. Menderita kencing manis (diabetes militus)
5. Memiliki kecenderungan perdarahan abnormal atau kelainan darah lainnya.
6. Menderita epilepsi dan sering kejang
7. Menderita atau pernah menderita Hepatitis B atau C.
8. Mengidap sifilis
9. Ketergantungan Narkoba.
10. Kecanduan Minuman Beralkohol
11. Mengidap atau beresiko tinggi terhadap HIV/AIDS
12. Dokter menyarankan untuk tidak menyumbangkan darah karena alasan kesehatan.

HAL-HAL YANG MEMBUAT HARUS MENUNDA UNTUK MENDONORKAN DARAH
1. Sedang sakit demam atau influenza, tunggu 1 minggu setelah sembuh.
2. Setelah cabut gigi, tunggu 5 hari setelah sembuh.
3. Setelah operasi kecil, tunggu 6 bulan.
4. Setelah operasi besar, tunggu 12 bulan.
5. Setelah tranfusi, tunggu 1 tahun.
6. Setelah tatto, tindik, tusuk jarum, dan transplantasi, tunggu 1 tahun.
7. Bila kontak erat dengan penderita hepatitis, tunggu 12 bulan.
8. Sedang hamil, tunggu 6 bulan setelah melahirkan.





Aparatur Pemerintah Desa Jatiwangi Sedang Melakukan Donor Darah