MARI KITA SUKSESKAN PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN)
POLIO TAHUN 2016 MENUJU ERADIKASI POLIO DUNIA
Polio
merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang
sistem saraf sehingga penderita menderita kelumpuhan. Penyakit yang pada
umumnya menyerang anak umur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam,
lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. Upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan
imunisasi polio dan ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi
secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok
umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu guna mencari kemungkinan adanya
virus polio liar yang berkembang di masyarakat. AFP merupakan kondisi abnormal
ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas
dan akhirnya dapat mengakibatkan kelumpuhan.
Setelah
dilaksanakan PIN polio tiga tahun berturut-turut pada tahun 1995, 1996 dan
1997, virus polio liar asli Indonesia sudah tidak ditemukan lagi sejak tahun
1996. Namun pada tanggal 13 Maret 2005 ditemukan kasus polio importasi pertama
di kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Kasus
polio tersebut berkembang menjadi KLB yang menyerang 305 orang dalam kurun
waktu 2005 sampai awal 2006. KLB ini tersebar di 47 kabupaten/kota di 10
provinsi. Selain itu juga ditemukan 46 kasus Vaccine Derived Polio Virus
(VDVP) dimana 45 kasus di antaranya terjadi di semua kabupaten di pulau
Madura dan satu kasus terjadi di Probolinggo, Jawa Timur. Setelah dilakukan Outbreak
Response Immunization (ORI) , dua kali mop-up, lima kali PIN dan dua kali
sub-PIN, KLB (kejadian luar biasa) dapat ditanggulangi sepenuhnya.
Kasus
virus polio liar (VPL) terakhir yang mengalami kelumpuhan ditemukan pada
tanggal 20 Februari 2006 di Aceh Tenggara, Nanggroe Aceh Darussalam. Sejak
tahun 2006 hingga sekarang tidak pernah lagi ditemukan kasus Polio.
Indonesia
telah berhasil menerima sertifikasi bebas polio bersama dengan negara anggota
WHO di South East Asia Region (SEAR) pada bulan Maret 2014, sementara
dunia masih menunggu negara lain yang belum bebas polio yaitu Afganistan,
Pakistan dan Nigeria. Untuk mempertahankan keberhasilan tersebut Indonesia akan
melakukan beberapa rangkaian kegiatan yaitu Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
Polio, penggantian vaksin trivalent Oral Polio Vaccine (tOPV) ke bivalent
Oral Polio Vaccine (bOPV) dan Introduksi Inactvated Polio Vaccine (IPV).
Pekan
Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2016 akan dilaksanakan di seluruh
Indonesia. Untuk di provinsi Bali akan dilaksanakan pada tanggal 15-22 Maret
2016, dengan sasaran anak usia 0-59 bulan, termasuk untuk pendatang. Pemberian
imunisasi polio dilaksanakan di Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit serta pos pelayanan imunisasi lainnya di
bawah koordinasi dinas kesehatan setempat. Pemberian imunisasi dilakukan pada
semua balita tanpa melihat status imunisasinya (sudah mendapatkan imunisasi
polio atau belum).
Tujuan
pelaksanaan PIN Polio tahun 2016 bertujuan untuk mengurangi resiko penularan
terhadap importasi virus polio tipe 2 dan VCDPV type 2, memastikan tingkat
imunitas terhadap polio di populasi cukup tinggi dengan cakupan lebih atau sama
dengan 95% serta memberikan perlindungan secara optimal dan merata pada
kelompok umur 0-59 bulan terhadap kemungkinan munculnya kasus polio yang
disebabkan oleh virus polio Sabin. Balita yang tidak datang atau belum
mendapatkan imunisasi pada saat hari “H” harus dikunjungi (sweeping) dan
diberikan imunisasi polio dalam kurun waktu maksimal 3 hari.
Mengingat
pentingnya kegiatan PIN Polio ini, maka penting bagi kita untuk mendukung
keberhasilan kegiatan ini. Bawalah balita kita ke pos pelayanan PIN Polio yang
terdekat untuk mendapatkan imunisasi Polio. Dengan PIN Polio ini diharapkan
pada akhir tahun 2018 penyakit polio berhasil dihapus di seluruh dunia.
(Kadek Widiastuti/Sie Promkes)
Imunisasi polio diberikan dengan tujuan untuk
mencegah anak terjangkit penyakit polio. Penyakit polio dapat menyebabkan anak
menderita kelumpuhan pada kedua kakinya dan otot-otot wajah.
Imunisasi polio ada 2 macam. Yang
pertama vaksin virus polio oral. Pemberiannya diberikan dengan cara diteteskan
ke mulut bayi. Vaksin jenis kedua berupa vaksin polio inactivated artinya
vaksin jenis ini berisi virus polio yang sudah tidak aktif. Pemberiannya
dilakukan dengan cara suntikan. Diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak 2 bulan.
Imunisasi polio diberikan pada bayi baru lahir
sebagai dosis awal kemudian diteruskan dengan imunisasi dasar
mulai umur 2-3 bulan dengan interval waktu 6-8 minggu. Biasanya diberikan
bersamaan dengan imunisasi DPTkarena jadwalnya yang bersamaan. Bila pada pemberian imunisasi polio yang diteteskan bayi muntah dalam waktu 10 menit maka
pemberiannya harus diulang.
Yang
harus diperhatikan setelah imunisasi polio
Setelah
anak mendapat imunisasi polio maka pada tinja si anak akan terdapat virus polio
selama 6 minggu sejak pemberian imunisasi. Karena itu, untuk mereka yang
berhubungan dengan bayi yang baru saja diimunisasi polio supaya menjaga
kebersihan dengan mencuci tangan setelah mengganti popok bayi.
Imunisasi
polio booster
Imunisasi polio booster(ulangan/penguat) harus
dberikan sebelum masuk sekolah yaitu bersamaan dengan imunisasi booster DPT.
Lihat jadwal
imunisasi.
Efek
samping imunisasi polio
Diperkirakan
terdapat 1 kasus polio berkaitan dengan imunisasi polio terjadi setiap 2,5 juta
dosis OPV yang diberikan. Hal ini tidak cukup menjadi alasan untuk mengadakan
perubahan terhadap kebijakan pemberian imunisasi polio karena imunisasi polio
terbukti sangat berguna bagi kesehatan anak.
Sebagian
kecil anak setelah imunisasi dapat mengalami gejala pusing, diare ringan, nyeri
otot.
Kapan
anak tidak boleh diberikan imunisasi polio?
§ Anak demam tinggi diatas 38,5oC.
§ Anak sedang diare atau muntah
§ Anak yang sedang mendapat pengobatan
obat yang menurunkan kekebalan tubuh
§ Anak yang menderita kanker atau
penyakit hipogamaglobulin
§ Anak yang mempunyai riwayat alergi
neomisin, polimiksin dan streptomisin.
PROSENTASE BALITA YANG MENGIKUTI
IMUNISASI POLIO
DESA JATIWANGI KECAMATAN JATIWANGI
KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2016
BLOK
|
SASARAN
|
DIIMUNISASI
|
TIDAK DIIMUNISASI
|
PROSENTASE
|
AHAD
|
79
|
75
|
4
|
94,94
|
SELASA
|
44
|
40
|
4
|
90,91
|
RABU
|
87
|
86
|
1
|
98,85
|
JUM’AT
|
90
|
85
|
5
|
94,44
|
SABTU
|
51
|
50
|
1
|
98,04
|
JUMLAH
|
351
|
336
|
15
|
95,73
|